Di zaman yang serba cepat dan komplek ini, kebutuhan untuk memilik kartu kredit semakin tak terhindarkan. Apalagi semakin banyak kemudahan yang hanya bisa Anda dapatkan bila membayar dengan kartu kredit. Sebut saja berbagai diskon menarik di restoran atau kafe dan supermarket, tiket pesawat, keanggotaan kartu kredit.
Belum lagi Anda dapat menggunakan kartu kredit sebagai “dana darurat” ketika tiba-tiba anggota keluarga sakit dan dana darurat sesungguhnya yang Anda miliki tidak dapat diambil karena berbentuk deposito, dan saat itu bank sudah tutup.
Apa pun itu, memiliki kartu kredit memang memberikan kelonggaran keuangan, walau hal itu bersifat semu. Tentu saja semu karena Anda tetap harus membayar segala yang Anda gunakan, plus bunga-berbunga kartu kredit yang saat ini mencapai 3,5 persen per bulan, apabila Anda lalai atau gagal melunasi pemakaian kredit.
Jadi, simak saja enam yang wajib Anda ketahui sebagai pemegang kartu kredit, agar tidak terjebak dengan segala kemudahan dan iming-imingnya.
Alat pembayaran. Banyak orang salah kaprah, dengan menganggap kartu kredit adalah kartu utang. Memang tidak sepenuhnya salah, tetapi anggapan itu akan memicu Anda untuk terus dan berani berutang. Yang seharusnya Anda lakukan adalah menganggap kartu kredit sebagai alat pembayaran. Artinya, kartu kredit sama saja dengan uang tunai: Kalau tidak ada uang, tidak bisa berbelanja. Sehingga, saat Anda tahu tidak punya uang untuk membeli sesuatu, Anda tidak serta-merta tergoda menggunakan kartu kredit. Anda hanya akan menggunakan kartu kredit sebagai alat pembayaran yang lebih aman dan praktis ketimbang uang tunai.
Waktu membayar. Karena Anda menganggap kartu kredit sebagai alat pembayaran semata, maka Anda harus memaksimalkan cara pembayaran yang tepat agar tidak terkena bunga. Yaitu, dengan membayar sebelum tanggal jatuh tempo. Kalau keadaan memaksa, sehingga Anda terpaksa memberlakukan kartu kredit sebagai kartu utang, maka lunasi seluruh pemakaian. Tidak bisa melunasi secara penuh? Membayar jumlah minimum memang mengoda, tetapi sistem bunga berbunga bakal membuat pembayaran Anda selalu tertinggal dengan laju kecepatan utang pokok yang dibungakan, lalu dibungakan lagi. Hasilnya tidak akan ada akhirnya. Bayar sekitar dua sampai tiga kali dari jumlah pembayaran minimum.
Jumlah kartu kredit. Lebih baik memiliki satu kartu kredit dengan limit tinggi, ketimbang beberapa kartu kredit untuk mencapai limit yang sama. Dengan satu kartu kredit, Anda hanya harus membayar biaya tahunan untuk satu kartu, sementara kalau, misalnya, lima kartu kredit, maka ada lima biaya tahunan. Belum lagi kalau Anda aktif menggunakan semua kartu tersebut, bisa runyam.
Limit kartu kredit. Nah, sekarang, berapa jumlah ideal limit kartu kredit Anda? Sebagian besar akan menjawab, ‘setinggi-tingginya.’ Namun benarkah demikian? Kalau Anda menganggap kartu kredit sebagai alat pembayaran, maka limit kartu kredit yang tepat adalah sebesar maksimal lima kali pengeluaran rutin bulanan. Jadi, kalau pengeluaran Anda lima juta rupiah dalam sebulan, maka limit maksimal kartu kredit Anda adalah Rp25 juta. Dengan asumsi pengeluaran bulanan Anda 40 persen dari penghasilan, maka itulah angka yang cukup moderat, yang Anda masih bisa tanggung setiap bulan. Tentu dengan catatan Anda tidak punya utang lain.
Nasabah yang baik di mata penerbit kartu kredit. ‘Saya selalu melunasi utang kartu kredit, bahkan sebelum jatuh tempo.’ Percaya atau tidak, Anda tidak akan dianggap sebagai nasabah yang baik di mata penerbit kartu kredit. Indikasi paling simpel yang terjadi saat Anda melakukan cara tersebut adalah tagihan kartu kredit Anda bakal semakin tipis, tidak ada lagi brosur-brosur cantik yang menawarkan berbagai diskon bila Anda menggunakan kartu kredit. Lebih runyam lagi, bisa jadi perusahaan penerbit kartu kredit mengalihkan penagihan menjadi via e-mail, ketimbang surat seperti yang selama ini Anda dapatkan. Selain itu, apabila Anda tidak pernah menggunakan kartu kredit sampai limit kredit Anda – yang sesungguhnya hal itu baik di mata nasabah dan perencana keuangan di seluruh dunia – maka jangan harap penerbit kartu kredit akan menawarkan peningkatan limit kredit. Bahkan, alih-alih ditawarkan, Anda yang harus mengemis agar limit dinaikkan, dan membayar administrasi untuk permohonan tersebut. Dari sisi penerbit kartu, itu hal yang masuk akal karena buat apa mereka menaikkan atau memberikan limit yang lebih tinggi, sementara diberi limit yang ada saat ini juga tidak pernah digunakan.